BAB II
PEBAHASAN
A. Pengertian Profesionalisasi Administrasi Pendidikan
Setiap ahli memberi pandangan yang berbeda tentang batasan profesionalisasi atau profesionalisme, karena itu tidak mudah memberi arti universal yang dapat diterima semua orang. Namun demikian dari pikiran-pikiran ahli tentang definisi profesionalisasi kebanyakan mengatakan bahwa prfesionalisasi merupakan suatu proses menuju perwujudan dan peningkatan profesi dalam mencapai suatu kriteria yang sesuai dengan yang telat ditetapkan. Profesionalisasi juga merupakan proses atau perjalanan waktu yang membuat seseorang atau kelompok menjadi prfesional.
Adapun profesionalisme menurut para ahli antara lain:
Menurut Siagian (2009:163) profesionalisme adalah, “Keandalan dan keahlian dalam pelaksanaan tugas sehingga terlaksana dengan mutu tinggi, waktu yang tepat, cermat, dan dengan prosedur yang mudah dipahami dan diikuti oleh pelanggan.”
Sedarmayanti (2004:157) mengungkapkan bahwa, “Profesionalisme adalah suatu sikap atau keadaan dalam melaksanakan pekerjaan dengan memerlukan keahlian melalui pendidikan dan pelatihan tertentu dan dilakukan sebagai suatu pekerjaan yang menjadi sumber penghasilan.”
Atmosoeprapto dalam Kurniawan (2005:74), menyatakan bahwa, “Profesionalisme merupakan cermin dari kemampuan (competensi), yaitu memiliki pengetahuan (knowledge), keterampilan (skill), bisa melakukan (ability) ditunjang dengan pengalaman (experience) yang tidak mungkin muncul tiba-tiba tanpa melalui perjalanan waktu.”
Profesionalisme menurut Dwiyanto (2011:157) adalah, “Paham atau keyakinan bahwa sikap dan tindakan aparatur dalam menyelenggarakan kegiatan pemerintahan dan pelayanan selalu didasarkan pada ilmu pengetahuan dan nilai-nilai profesi aparatur yang mengutamakan kepentingan publik.”
Profesionalisme aparatur dalam hubungannya dengan organisasi publik menurut Kurniawan (2005:79) digambarkan sebagai, “Bentuk kemampuan untuk mengenali kebutuhan masyarakat, menyusun agenda, memprioritaskan pelayanan, dan mengembangkan program-program pelayanan sesuai dengan kebutuhan dan aspirasi masyarakat atau disebut dengan istilah resposivitas.”
Sehingga dapat disimpulkan bahwa profesionalisme sumber daya aparatur menurut pendapat saya sendiri adalah, kemampuan aparatur dalam menyelenggarakan tugas dan memberikan pelayanan kepada masyarakat secara efektif serta mampu secara cepat dan tepat menanggapi aspirasi masyarakat dan perubahan lainnya sehingga dapat memuaskan masyarakat.
Sedangkan administrasi pendidikan secara garis besar dapat diartikan sebagai suatu ilmu tentang penyelenggaraan pendidikan di sekolah agar tercapai tujuan pendidikan di sekolah tersebut.
Sehingga dapat diartikan profesionalisasi administrasi pendidikan adalah kemamapuan aparatur dalam menyelenggarakan tugas dan memberikan pelayanan di lingkup sekolah secara efektif dan efisien untuk mencapai tujuan-tujuan pendidikan yang telah ditetapkan.
Ruang Lingkup Profesionalisasi Administrasi Pendidikan
Dr. Hadai Nawawi menyatakan bahwa secara umum ruang lingkup administrasi pendidikan sebagai berikut:
Manajemen administratif
Kegoiatan-kegiatan yang bertujuan mengarahkan agar semua orang dalam organisasi atau kelompok kerjasama mengerjakan hal-hal yang tepat sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai.
Manajemen operatif
Kegiatan-kegiatan yang bertujuan mengarahkan dan membina agar dalam mengerjakan pekerjaan yang menjadi bahan tugas masing-masing setiap orang melaksanakan dengan tepat dan benar.
Pendekatan Profesionalisasi Administrasi Pendidikan
Tenaga kependidikan profesional dalam melaksanakan tugas keadminitrasian pendidikan mampu mengakomodasikan kedua pendekatan tersebut. Deskripsi mengenai pendekatan fungsional dan substansial dari adminitrasian pendidikan disajikan berikut ini.
Pendekatan Fungsioanal
Administrator bukan penguasa tunggal disekolah,juga bukan pelayan tunggal. Sebutan administrator sekolah disini merujuk pada kedudukan kepala sekolah dalam rangka melaksanakan tugas-tugas profesionalnya,jika menjadi penguasa tunggal tidak mungkin adminitstrator sekolah mampu mengoptimasi tugas-tugas institusionalnya. Untuk mengoptimasi tugas dan fungsinya,administrator sekolah harus mengangkat wakil-wakil yang mampu bekerja dengan baik sesuai dengan pembagian kerja.
Menurut Gibson adminitrasi merupakan suatu proses untuk menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain. Mengikuti pemikiran Fayol yang dikutip Robbins, secara tradisional ada lima funsi adminitrasi yaitu merencanakan, mengorganisasikan, memerintah, mengkordinasi, dan mengendalikan.
Merencanakan, Salah satu tugas adminstrator adalah merencanakan. Merencanakan merupakan aktivitas memilih dan menetapkan tujuan sekolah, yang mencapainya dilakukan dengan menentukan strategi, kebijaksanaan, proyek,program, prosedur, metode, sistem, anggaran, dan standar yang dibutuhkan.
Handoko (2006) mengemukakan sembilan manfaat perencanaan yaitu:
Membantu administrasi untuk menyesuaikan diri denagan perubahan-perubahan lingkungan.
Memebantu dalam kristalisasi persesuaian dalam masalah-masalah utama.
Memungkinkan administrator memahami keseluruhan gambaran.
Membantu penempatan tanggung jawab lebih tepat.
Memberikan cara pemberian perintah untuk beroperasi.
Memudahkan dalam melakukan koordinasi diantara bagian-bagian organisasi.
Membantu tujuan lebih khusus,terperinci dan lebih mudah dipahami
Meminimumkan pekerjaan yang tidak pasti
Menghematkan waktu usaha dan dana.
Mengorganisasikan
Bagi adminstrator sekolah.mengorganisasikan pada esensinya dimaksudkan untuk mengindari ketidakberaturan sumber daya yang ada,baik manusia maupun nonmanusia.
Mengikuti pemikiran Hadari Nawawi (1992) pengorganisasian yang baik adalah:
Adanya kejelasan pembagian satauan kerja yang sesuai denagan kebutuhan.
Pengelompokan satuan kerja harus menggambarkan pembagian kerja.
Organisasi harus mengatur pelimpahan wewenang dan tangguang jawab.
Oraganisasi harus mencerminkan tentang kontrol.
Organisasi harus mengandung kesatuan perintah.
Organisasi harus fleksibel dan seimbang.
Mengorganisasikan adalah suatu proses pengaturan dan penglokasian kerja, wewenang dan sumber daya dikalangan anggota sehingga mereka dapat mencapai tujuan organisasi scara efesien. Pimpinan organisasai dan administrator sekolah harus memiliki kemapuan menentukan jenis program yang dibutuhkan dan mengorganisasikan semua potensi yang dimiliki untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan.
Melaksanakan
Aktfitas merencanakan dan mengorganisasikan tanpa dilaksanakan dengan baiak adalah pepesan kosong. Administrator sekolah dan sifatnya harus memiliki komitmen untuk melaksanakan program yang dibuat. Dalam kerangka ini, menjadi sangat esesensial untuk memperhatikan bahwa guru dan staf sekolah akan termotivasi untuk mengerjakan sesuatu jika:
Mereka mersa yakin akan mampu mengerjakan pekerjaan secara baik
Pekerjaan utama dan sekunder yang mereka lakukan tersebut diyakini akan memberikan manfaat bagi dirinya
Mereka tidak sedang dibebeni oleh masalah pribadi atau tugas lain yang lebih penting atau mendesak
Tugas yang diembannya tersebut merupakan kepercayaan bagi guru dan staf sekolah
Hubungan antara teman dalam organisasi sekolah tersebut harmonis
Mengendalikan
Mengendalikan atau mengawasi merupaka fungsi administrasi yang tidak kalah pentingnya dibandingkan denagan merencanakan dan mengorganisasikan melalui fungsi pengendalaian,administrator sebagai pimpinan dalam menjalankan organisasi agar tetap berproses pada arah yang benar dan tidak membiarkan deviasi atau penyimpangan yang terlalu jauh dari arah tujuan yang telah ditetepkan.
Fungsi pengendalian dalam administrasi mencakup empat unsur utama, yaitu:
Menetapkan standar kinerja guru dan staf
Mengukur kinerja guru dan staf yang sedang berjalan
Membandingkan kinerja guru dan staf saat ini dengan standar yang telah ditetepkan
Mengambil tindakan untuk memperbaiki kinerja guru dan staf kalau ada penyimpanagan.
Crainer (2000) mengatakan terdapat lima dasar peran administrator, termasuk administrator sekolah meliputi:
Menetapkan tujuan yang ingin dicapai
Mengorganisasikan semua sumber daya organisasi
Memotivasi semua staf
Mengkomunikasikan semua kebijakan dan program
Mengukur perkembangan kemampuan staf organisasi
Mengkominikasikan
Kemampuan berkomunikasi merupakan salah satu kompetensi yang harus dimiliki dan dikuasai oleh adaministrator sebagai pimpinan pendidikan dan menejer sekolah. Komunikasi adalah proses penyampaian pesan, pikiran dan gagasan oleh supervisor pembelajaran melalui media dan teknik yang menimbulkan efek tertentu.
Komunikasi amat esensial dalam kehidupan komunitas sekolah,dalam pengembanan tugasnya, kepala sekolah perlu berkominikasi dengan seluruh anggota komonitas sekolah untuk mengajak, memberikan perintah, mengatur, menyampaikan, memberikan dorongan dan membangun pengertian dari orang yang dipimpinnya.
Mengawasi dan mengendalikan
Penagwasan dan pengendalaian dimaksudkan untuk mencegah deviasi, pengawasan yang baik bersifat preventif. Pengendalaian yang baik harus mampu mendorong aneka deviasi kembali pada rel tugas yang benar, kegiatan pengawsan ini harus dilakuakan secara kontinyu, objektif, akuntabel.
Melaporkan
Pelaporan merupakan salah satu kegiatan organisasi. Substansi yang dilaporkan harus menggambarkan kondisi yang sebenarnya.deanagan pelaporan ini akan diketahui hasil-hasil yang dicapai, kendala yangmuncul dan penyimpangan yang terjadi.
Berikut ini disajikan petunjuk praktis penyusunan laporan, dengan ketentuan dapat dilakukan secara kenyal. Langkah-langkahnya sebagai berikut:
Buat sistematika atau garis-garis besar laporan dengan memperhatikan pedoman yang berlaku atau ditentukan.
Buat draf batang tubuh laporan
Buat ringkasan eksekutif atau abstrak laporan.
Buat kata penagantar laporan.
Buat daftar tabel, gambar, foto, lampiran.
Buat daftar isi secara lengkap
Lakukan pengetikan laporan
Lengkapi daftar isi dengan halamannya
Lengkapi laporan secara menyeluruh, segi-segi ilmiah, bahasa, atau cara pengetiakan.
Lakuakan pengetiakan akhir
Penjilidan laporan
Pengiriman laporan
Pendekatan Substansif
Pendekatan proses ini meruapakan serial kegiatan yang harus dilakuakan oleh administrator sekolah bersama komonitasnya, termasuk komite sekolah. Pendekatan tugas administrasi sekolah mencakup tugas-tugas primer yang harus dilakukan disekolah. Substansi tugas ini akan optimal jika dilakukan dengan proses yang diorganisasikan secara efektif dan efesien.
Thomas J. Sergiovani (2002) mengemukakan delapan bidang administrasi pendidikan, mencakup:
Administrasi penagajaran dan pengembangan kurikulum
Administrasi kesiswaan
Hubungan sekolah dan masyarakat
Kepegawaian sekolah
Bangunan dan perlengkapan sekolah
Transpotasi sekolah
Pengorganisasian dan penataan struktur
Keuanagan sekolah
Pada buku pandauan administrasi sekolah terbitan kementrian pendidikan nasional, dikemukakan bidang-bidang kegiatan administrasi pendidikan, meliputi:
Administrasi kurikulum
Administrasi personalia
Administrasi kesiswaan
Administrasi keuangan
Administrasi perawatan preventif sarana dan parasarana sekoalah
Departemen Pendidikan Nasional (1997), sekarang berubah nama menjadi Kementrian Pendidikan Nasional (Kemendiknas) mengemukaan enam biadang tugas keadministrsi pendidikan, yaitu:
Bidang Akademik
Bidang kesiswaan
Bidang personalia
Bidang keuanagan
Bidang sarana dan prasarana
Bidang hubungan masyarakat
Komentar
Posting Komentar